Dua kata ini jatuh ke pelataran rumah yang lama tak berpenghuni. Keduanya menari-nari dan dengan merdu melantunkan ‘There’s a Light That Never Goes Out‘-nya The Smiths. Seolah Morrissey benar-benar telah merasuki jiwa kita dengan nyanyiannya.
Menatap bola matamu, mengingatkanku pada teduh yang biasa kutemui pada pagi setelah hujan reda.
“Aku suka cara kamu natap aku.” Katamu dengan senyum simpul yang hangat.
Laju cerita kita bergerak perlahan. Tak ada yang benar-benar kita paksakan, semua berjalan begitu sederhana. Sesederhana ucapan selamat pagimu pada rerumputan basah, sesederhana angin menghembuskan dedaunan kering pada tanah merah, atau sesederhana goresanmu pada kertas putih yang kautulis nama kita di dalamnya.
Adalah rindu yang kutemui merangkak masuk ketika jemarimu sedang teramat jauh untuk kembali mengetuk; Mencuat etalase, menyuguhkan keping-keping bayang yang merekam kita. Dan, bunga-bunga mekar di meja kepalaku.
Putuskanlah untuk kau tinggal saja; di tempat terbaik di hatiku berada. Akan kubebaskan kau mengukir apa saja yang kau suka; Senang, sedih, gembira, atau patah hati. Sebab aku telah siap untuk patah hati kembali.
Bukankah jatuh hati berarti maju satu petak menuju patah hati? Serta segala pertemuan akan menjumpai perpisahan, Segala suka-cita adalah penyusun air mata, yang sama-sama kita tahu, getir yang hadir, tak serta-merta akan habis dikuliti deras hujan sepanjang hari.
Dan, sekali lagi, aku telah siap untuk menyambut patah hati yang baru lagi.
Kepada perempuan pemilik absen ke-12, yang namanya tak pernah sanggup kusebut dengan lantang, terimakasih atas hadirmu yang serupa lampion paling terang saat gelap menahun membutakan. Terimakasih atas segala rasa-rasa yang kau ciptakan dengan damai, dengan lirih, dengan jejak-jejak halus di lingkar wajahku, yang terus memaksa lengkung tipis ini untuk mengembang.
Terimakasih telah menjadi penyangga pada setiap kali tubuh yang acap payah ini diambang keruntuhan.
“And if a double-decker bus crashes into us,
To die by your side is such a heavenly way to die .
And if a ten-ton truck kills the both of us, to die by your side, Well, the pleasure – the privilege is mine.”
Selamat malam.
jadi penasaran siapa absen 12 di blog obrolin ini
jangan-jangan angka 12 itu absennya bang ical, jangan-jangan bang hendra, hmmmm π±π€£π€£π€£
SukaSuka
Kenapa harus ngira absen di blog, sih, mz? π’
SukaDisukai oleh 1 orang
Karena bang hend pake kode-kode’an, coba tuliskan secara lantang, lagian dia ugha gak lehaat kaaann? ππππ
SukaSuka
Ini cuma rekaan, mz. Udah berlalu lama π’
SukaSuka
Asselole . . .
SukaSuka
Yha
SukaSuka
Aku tanya ikha akh
SukaSuka
Beneran ditanyain π
SukaSuka
Hahaha
SukaSuka
Yha
SukaDisukai oleh 1 orang
Post ini toh yg bikin rame pagi pagi d grupπ€ eh ciiieeeeeπ
SukaSuka
Gausah nambah-nambahin π’
SukaDisukai oleh 1 orang
Huahaha, gk papa ndra sntai, nda ush malu gtuπ
SukaSuka
Itu ada tanda petiknya, which it means, kita udah ketemu π’
SukaSuka
Siapa tau emang kalian udah ktmu, wkwkwk π
SukaSuka
Kenapa harus ngotot, sih π’
SukaDisukai oleh 1 orang
Yaudah aku ndak ngotot lagi, cuma cukup tau ajaaaah π
SukaSuka
Yha
SukaDisukai oleh 1 orang
Ini buat obrolin ya? π
SukaSuka
Iya, bang. Maksa banget ini π
SukaSuka
Lah π
SukaSuka
Haha, romantisnya bang… itu logonya apaan sih bang? sperma ya? tapi ko secangkir kopi? haha… salam kenal
SukaSuka
Salam kenal π
SukaSuka
Uwuwuwuwuwu
SukaSuka
Uwuwuwuwuwu osas.
SukaSuka
Kenapa osas pula dibawa bawa π
SukaSuka
Soalnya uwuwuwuwu dibawa-bawa π’
SukaSuka
perempuan absen 12? π
SukaSuka